Fisika selain sebagai kumpulan pengetahuan tentang gejala dan perangai alam, dapat dipandang sebagai suatu disiplin kerja yang dapat menghasilkan sejumlah kemahiran generik untuk bekal bekerja di berbagai bidang yang lebih luas. Terdapat sejumlah kemahiran generik yang dapat ditumbuhkan lewat pengajaran fisika, yaitu diantaranya : keterampilan pengamatan ( langsung maupun tak langsung ), kesadaran tentang skala besaran (sense of scale), keterampilan menggunakan “ bahasa “ simbolik termasuk di dalamnya kemampuan melakukan pemodelan matematik dan memberikan makna fisis pada bahasa simbolik tersebut, memahami logika taat-azas dari hukum alam, keterampilan melakukan inferensi logika, memahami hukum sebab akibat, dan keterampilan membangun konsep ( Dikti, 1999 ).
Ketika seorang mahasiswa belajar fisika, tentunya tidak hanya mendapat hasil berupa materi fisika tertentu (mekanika, gelombang, thermodinamika dan sebagainya ), tetapi juga diharapkan sejumlah tertentu kemahiran generik dapat dikuasai oleh mereka yang dapat memperkaya “wawasan” materi fisika yang telah diperolehnya. Pada kenyataanya, dari berbagai perkuliahan fisika di jurusan fisika IKIP PGRI Semarang masih sering ditemui banyak mahasiswa mengalami kesulitan pada suatu perkuliahan tertentu, terutama karena masih “dangkalnya” wawasan materi fisika ( yang diperoleh dari perkuliahan sebelumnya ) dan kemahiran generik mahasiswa yang sangat kurang. Kesulitan belajar tersebut timbul karena kebanyakan mahasiswa masih memiliki pola pikir fisika sebagai “pelajaran hafalan”. Mereka sangat kurang melakukan penggalian (eksplorasi) terhadap materi fisika yang telah diperoleh selama kuliah. Hal ini kalau dirunut banyak disebabkan kekurangmampuan mereka untuk dapat menghubungkan antara materi kuliah fisika yang satu dengan yang lain (keterampilan melakukan inferensi logika dan memahami hukum sebab akibat yang kurang). Di samping itu mereka juga sangat kurang memiliki keterampilan penggunaan ‘bahasa‘ simbolik dan memberikan pemaknaan fisis, serta keterampilan pengamatan ( pengamatan tak langsung ) untuk dapat membayangkan tentang gejala fisis yang sebenarnya meskipun dengan ketiadaan peralatan yang ada.
Upaya melatihkan kemahiran generik mahasiswa ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan ‘alat‘. Beberapa alat yang dapat dipakai untuk melatihkan kemahiran generik ini diantaranya memakai program (komputer) spreadsheet dan memanfaatkan situs web internet.
Di samping itu pada saat ini banyak sekali situs web internet yang menampilkan pengajaran fisika melalui simulasi dan animasi yang sangat baik. Kedua alat ini kalau didayagunakan dengan baik dapat digunakan untuk melatihkan kemahiran generik pada mahasiswa. Upaya pendayagunaan dapat dilakukan melalui pengajaran (perkuliahan) fisika yang menggunakan pendekatan tugas terstruktur yang memanfaatkan kedua alat tersebut. Tugas terstruktur ini berupa bentuk-bentuk analisis persoalan (gejala) fisika yang dapat diberikan pada mahasiswa dengan memanfaatkan program komputer.
Pengajaran Berbantuan Komputer merupakan salah satu metode pengajaran yang memungkinkan interaksi secara langsung antara subyek belajar dan komputer. Salah satu tujuan utama pemanfaatan komputer dalam pengajaran fisika adalah memberikan kesempatan pada siswa mengenal konsep dan metode fisika yang mencirikan penelitian ilmiah yang sedang berkembang saat ini. Komputer digunakan sebagai perangkat untuk menyelesaikan masalah yang sulit untuk diselesaikan dengan cara manual. Dengan menggunakan komputer dapat dilakukan simulasi dan visualisasi beragam situasi, pengumpulan data, mengevaluasi dan memberikan umpan balik secara cepat. Terdapat dua hal utama yang dapat dilakukan komputer dalam pengajaran fisika, komputer dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan percobaan berdasarkan suatu model matematika dan melakukan otomasi percobaan.
Keterampilan mahasiswa dalam menggunakan bahasa “simbolik”, berupa kemampuan melakukan pemodelan matematik dan memberikan makna fisis pada bahasa “simbolik” akan dicoba dikembangkan dalam perkuliahan Fisika. Keterampilan ini merupakan salah satu dari beragam jenis kemampuan generik yang seharusnya ditumbuhkan dalam perkuliahan fisika. Karena dengan bekal kemampuan generik yang baik mahasiswa dapat meningkatkan wawasan materi fisika, di samping itu pula dapat menjadi bekal bekerja di berbagai bidang yang lebih luas.
Keterampilan mahasiswa dalam menggunakan bahasa “simbolik” dalam perkuliahan Fisika perlu diteliti melalui misalnya pendekatan tugas terstruktur berbantuan komputer atau dengan pendekatan yang lain.
Pembelajaran berbantuan komputer (PBK) berkaitan dengan segala situasi pembelajaran dimana kegiatan dan bahan pelajaran disampaikan melalui komputer. Menurut Hannafin dan Peck kegiatan dalam PBK dapat digolongkan dalam 4 kategori utama yaitu : 1. latihan, 2. tutorial, 3. permainan, 4. simulasi atau permodelan (Sugilar, 1996 : 3 )
Dalam kegiatan latihan, komputer memberikan soal-soal mengenai suatu topik untuk dipecahkan oleh mahasiswa dan komputer memberikan umpan balik berdasarkan respon mahasiswa tersebut. Kegiatan tutorial dimaksudkan untuk mengajarkan informasi baru mengenai suatu topik pelajaran. Permainan dapat berfungsi sebagai penyaji bahan pelajaran baru atau juga sebagai penguat terhadap pelajaran yang telah diperoleh siswa melalui kegiatan lain. Dalam simulasi atau permodelan, komputer menyediakan simulasi atau model suatu konsep atau kejadian untuk diberi masukan oleh mahasiswa dan komputer akan memberi respon terhadap masukan tersebut sebagaimana sistem yang sesungguhnya akan bertindak.
Menurut Eisenberg dalam Sugilar ( 1996 : 4 ) mengajukan karakteristik PBK sebagai :
- Mahasiswa dimungkinkan untuk belajar kapan saja.
- Mahasiswa tidak dapat melanjutkan belajar tanpa permasalahan yang menyeluruh pada materi yang dipelajari.
- Terdapat respon yang segera terhadap setiap pertanyaan yang diberikan mahasiswa.
- Jika mahasiswa menjawab salah dan memalukan maka tidak ada orang lain yang tahu.
- Memungkinkan setiap mahasiswa berperan serta dalam proses belajar, dan tidak ada kemungkinan pelajaran didominasi oleh segelintir orang.
Manfaat PBK dalam pembelajaran ialah :
1. Meningkatkan interaksi mahasiswa dalam pembelajaran melalui pengelolaan tanggapan mahasiswa dan umpan balik berdasarkan tanggapan tersebut.
2. Individualisasi belajar yang memperhatikan kemampuan awal dan kecepatan belajar mahasiswa.
3. Efektifitas biaya karena dapat direproduksi dan disebarkan dengan biaya rendah.
4. Meningkatkan motivasi belajar karena mahasiswa dapat mengendalikan pembelajaran dan mendapat umpan balik yang segera.
5. Kemudahan untuk mencatat kemajuan mahasiswa dalam menguasai materi yang diberikan.
6. Terjaminnya keutuhan pelajaran karena hanya topik yang perlu saja yang dituangkan dalam program komputer, sedangkan topik yang tidak relevan secara sengaja tidak disajikan - suatu hal yang agak sulit dilakukan dalam metode kuliah biasa.
Menurut Hanafin dan Peck dalam Sugilar ( 1996 :4 ), kendala penerapan PBK diantaranya ialah:
a. Sangat bergantung pada kemampuan membaca dan keterampilan visual mahasiswa .
b. Membutuhkan tambahan keterampilan pengembangan di luar keterampilan yang dibutuhkan untuk pengembangan pembelajaran yang lama.
c. Memerlukan waktu pengembangan yang lama.
d. Kemungkinan mahasiswa untuk belajar tak sengaja (insidental learning) menjadi terbatas.
e. Hanya bertindak berdasarkan masukan yang telah terprogram sebelumnya. tidak dapat bertindak secara spontan.
Kendala - kendala tersebut dapat diminimalkan dengan :
- Menggabungkan PBK dengan peralatan lain seperti videodisk dan audiodisk sehingga tidak terlalu bergantung pada tampilan layar komputer.
- Memilih paket PBK yang sudah dikembangkan pihak lain untuk menghindari lamanya waktu dan keterampilan mengembangkan PBK sendiri, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran dan karakteristik pembelajaran mahasiswa.
- Menempatkan PBK sebagai tambahan kegiatan belajar yang melibatkan tutor dan bahan yang tercetak (Sugilar,1996:3-5).
DAFTAR PUSTAKA
Dikti. (1999), Pekerti MIPA, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Depdiknas
0 komentar:
Posting Komentar